Book Review: The Curse of Eternity

Ariana
2 min readAug 7, 2023

--

The Curse of Eternity, by Douglas Preston & Lincoln Child
Foto ini sudah di-approve oleh majikan suami.

Aksi Agen FBI dan arkeolog yang menyelidiki kasus pembunuhan di mana metode yang digunakan sama persis dengan pembunuhan beberapa abad lalu.

Judul: The Curse of Eternity
Penulis: Douglas Preston, Lincoln Child
Alih Bahasa: Syamsul Wardi
Halaman: 592
Penerbit: Dastan Books
Media Baca: Buku cetak

Manhattan, New York, tahun 1870–1880. Tiga puluh enam pria dan wanita tewas dimutilasi. Mereka dibedah dalam keadaan hidup untuk diambil cauda equina-nya (kumpulan saraf di sumsum tulang belakang). Pelakunya adalah seorang ilmuwan eksentrik, Enoch Leng, yang ingin menciptakan ramuan keabadian guna melancarkan misinya untuk memusnahkan umat manusia.

Di masa kini, tubuh ke-36 korban tersebut ditemukan di sebuah terowongan kuno abad ke-19 di bawah fondasi sebuah gedung apartemen baru. Selagi penyelidikan dilakukan, serangkaian pembunuhan baru terjadi. Tiga orang ditemukan tewas. Tulang belakang mereka dibedah. Cauda equina mereka hilang. Modus operandi dan ciri-ciri fisik pembunuh baru ini sama dengan Enoch Leng!

Agen FBI Pendergast dan arkeolog Dr. Nora Kelly terlibat aksi kejar-mengejar dengan si pembunuh. Mereka harus segera menyingkap identitas si pembunuh ini, apakah orang yang sama dengan pelaku mutilasi ratusan tahun yang lalu, sebelum banyak orang menjadi korban untuk menyempurnakan ramuan keabadiannya…

Menebak siapa identitas asli pembunuh berantai yang kembali beraksi setelah ratusan tahun memang seru dan menegangkan! Aku beneran ikut deg-degan waktu Nora di Ruang Arsip—nggak kebayang rasa ngeri dan takutnya dia berada di ruangan yang asing apalagi setelah nemuin [redacted].

Sebenernya, dari awal udah lumayan ketebak siapa yang pantas buat dicurigai, apalagi secara (cukup) tersirat disebutkan kalau tokoh ini berkuasa dan punya uang sampai dia bisa punya power ke atasan-atasannya Nora.

Adegan (yang menurutku) paling seru selain Nora di Ruang Arsip, yaitu sewaktu Nora mau nyewa apartemen baru sampai segala aktivitas yang dia lakukan selama tinggal di sana, waktu menerka-nerka lokasi laboratorium, juga beberapa bab menuju akhir cerita.

And I’m not sorry for cursing over Smithback’s careless and stupid choices sepanjang baca buku ini, karena emang bener-bener bikin kesel. Hasrat buat ninju Brisbane juga sangat tinggi; pokoknya dua karakter ini beneran pingin tak hih!

Kalau nggak salah, ini buku ketiga dari serialnya Agen FBI Pendergast. Belum pernah baca yang pertama sama kedua, sih. Semoga ada kesempatan buat baca 😄
Worth to read!

Originally published on my Instagram account (15/05/2022).

--

--

Ariana
Ariana

Written by Ariana

0 Followers

Insan yang suka membaca meski kadang dilanda reading slump. Mostly contains spoilers.

No responses yet